Sebagai wujud penerapan Good Governance secara komprehensif, BPJS Ketenagakerjaan mengadopsi standar terbaik pedoman Good Governance pada International Social Security Association (ISSA) sebagai panduan praktis kepada Dewan Pengawas dan Direksi berupa check list atas elemen-elemen penting yang akan membantu menciptakan dan mendukung tata kelola yang baik pada lembaga jaminan sosial.
Parameter International Social Security Administration (ISSA) Guidelines on Good Governace versi 2019
A . Tata Kelola Yang Baik Dewas & Direksi | |
A. 1. Akuntabilitas | |
1 | Wewenang dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas dan Direksi |
2 | Kejelasan dalam wewenang dan tanggung jawab yang didelegasikan pada Dewan Pengawas dan Direksi |
3 | Independensi Politik Dewan Pengawas dan Direksi |
4 | Kesesuaian dan kompetensi Dewan Pengawas dan Direksi |
5 | Tanggungjawab Hukum Anggota Dewan Pengawas dan Direksi. |
6 | Perencanaan Strategis |
7 | Manajemen Risiko |
8 | Manajemen Investasi |
9 | Ketahanan dana program jaminan sosial |
10 | Tata Kelola Digital |
11 | Manajemen Kinerja |
12 | Sistem Pengendalian Internal dan Eksternal |
A. 2. Transparansi | |
13 | Kebijakan mengenai Pengungkapan Informasi |
14 | Kode Etik |
15 | Komunikasi dengan para Pemangku Kepentingan |
16 | Laporan Publik |
A. 3. Prediktabilitas | |
17 | Hak dan kewajiban peserta dan penerima manfaat |
18 | Hak dan hak istimewa peserta dan penerima manfaat |
19 | Informasi untuk Pemangku Kepentingan |
20 | Penerapan peraturan dan keputusan Direksi secara konsisten |
A. 4. Partisipasi | |
21 | Partisipasi Pemangku Kepentingan |
22 | Pengelolaan atas masukan Pemangku Kepentingan |
A. 5. Dinamis | |
23 | Penerapan peraturan perundangan, kebijakan atau keputusan |
24 | Kepemimpinan dan inovasi di badan |
25 | Tanggapan atas kebutuhan masyarakat yang terus berkembang dan perubahan lingkungan |
B. Spesifik Area Program Jaminan Sosial | |
B.1. Perencanaan Strategis | |
26 | Pembuatan rencana strategis |
27 | Pengembangan atas pernyataan visi Badan |
28 | Perumusan Strategi |
29 | Penerapan Strategi |
30 | Diagnosis strategi dan tinjauan kinerja |
B.2. Manajemen Risiko | |
31 | Kerangka kerja manajemen risiko |
32 | Model Proses Kerja |
33 | Identifikasi, Analisis dan Evaluasi Risiko |
34 | Persiapan rencana manajemen risiko |
35 | Komunikasi dan Pemantauan risiko |
B.3. Audit Internal Operasional | |
36 | Piagam Audit Internal |
37 | Komunikasi antara auditor internal dan aktuaris |
38 | Penilaian kinerja dan Jaminan Kualitas |
39 | Penerapan dan manajemen temuan audit |
B.4. Penilaian Aktuaria Mengenai ketahanan dana | |
40 | Penilaian aktuaria atas program jaminan sosial |
41 | Valuasi aktuaria dari program jaminan sosial |
42 | Perubahan tarif iuran dan hak manfaat untuk memulihkan ketahanan dana |
43 | Kinerja dan tolok ukur investasi |
B.5. Menegakkan Prinsip Kehati-hatian Manajer Investasi dalam Mengelola Investasi | |
B.5.1. Pedoman bagi lembaga yang memiliki unit investasi internal | |
44 | Prinsip kehatian-hatian |
45 | Kebijakan investasi |
46 | Uji kelayakan |
47 | Penilaian portofolio investasi |
48 | Tindakan pengamanan eksternal |
B.5.2. Pedoman bagi lembaga yang memiliki manajer dana eksternal | |
49 | Proses seleksi untuk manajer investasi eksternal |
50 | Penyesuaian insentif |
51 | Kustodian aset investasi |
B.5.3. Pedoman bagi badan yang memiliki perwakilan di dewan pengawas | |
52 | Tujuan Perwakilan Dewan Pengawas Unsur Pengusaha |
B.6. Pencegahan dan pengendalian Kesalahan, Penggelapan dan Fraud dalam Pengelolaan Iuran dan Pemberian Manfaat | |
53 | Pencegahan dan pengendalian kesalahan, penggelapan dan penipuan dalam penerimaan iuran dan pembayaran manfaat (jaminan) |
B.7. Standar Layanan untuk Peserta dan Penerima Manfaat | |
54 | Pemberian layanan jaminan sosial yang berkualitas kepada peserta dan penerima manfaat |
55 | Pelayanan, Teknologi Informasi dan Komunikasi dan teknologi berbasis internet |
B.8. Kebijakan Sumber Daya Manusia (SDM): Pengembangan, Retensi dan Kaderisasi | |
56 | Kebijakan perekrutan, seleksi dan promosi jabatan |
57 | Penilaian kinerja karyawan |
58 | Pengembangan dan pelatihan |
59 | Manajemen SDM dan retensi |
60 | Perencanaan pergantian/ kaderisasi kepemimpinan |
61 | Moral karyawan, kebijakan kompensasi dan kondisi kerja yang memadai |
62 | Memajukan nilai-nilai perusahaan |
B.9. Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) | |
63 | Kerangka kerja tata kelola TIK |
64 | Tujuan strategis aplikasi TIK |
65 | Inovasi berbasis TIK dan Teknologi Baru |
66 | Total biaya life-cycle produk dan layanan TIK |
67 | Kebijakan dan prosedur standar untuk investasi dan kontrak TIK |
68 | Evaluasi pasca pelaksanaan investasi TIK |
69 | Risiko TIK dan kelangsungan layanan jaminan sosial |
Komite Manajemen Risiko, Investasi, dan Pelayanan (KMRIP) adalah kelengkapan organ Dewan Pengawas yang berfungsi untuk membantu pelaksanaan fungsi dan tugas Dewan Pengawas dalam rangka melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas BPJS Ketenagakerjaan oleh Direksi terkait manajemen risiko, investasi, pelayanan dan teknologi informasi di BPJS Ketenagakerjaan.
Tugas KMRIP
Dalam menjalankan fungsinya membantu Dewan Pengawas melaksanakan pengawasan di bidang manajemen risiko, investasi, pelayanan dan teknologi informasi, KMRIP memiliki tugas sebagai berikut:
Fungsi KMRIP
Dalam menjalankan fungsinya melaksanakan pengawasan di bidang manajemen risiko, investasi, pelayanan dan teknologi informasi, KMRIP memiliki fungsi sebagai berikut:
Wewenang KMRIP
Dalam menjalankan fungsinya melaksanakan pengawasan di bidang manajemen risiko, investasi, pelayanan dan teknologi informasi, KMRIP memiliki wewenang sebagai berikut:
Komite Anggaran, Audit, dan Aktuaria (KAAA) adalah kelengkapan organ Dewan Pengawas yang berfungsi untuk membantu pelaksanaan fungsi dan tugas Dewan Pengawas dalam rangka melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas BPJS Ketenagakerjaan oleh Direksi terkait anggaran, audit, dan aktuaria di BPJS Ketenagakerjaan.
Tugas KAAA
Dalam menjalankan fungsinya membantu Dewan Pengawas melaksanakan pengawasan di bidang anggaran, audit, dan aktuaria, KAAA memiliki tugas sebagai berikut:
Fungsi KAAA
Dalam menjalankan fungsinya melaksanakan pengawasan di bidang anggaran, audit, dan aktuaria, KAAA memiliki fungsi sebagai berikut:
Wewenang KAAA
Dalam menjalankan fungsinya melaksanakan pengawasan di bidang anggaran, audit, dan aktuaria, KAAA memiliki wewenang sebagai berikut:
Komite Kinerja Program dan Badan (KKPB) adalah kelengkapan organ Dewan Pengawas yang berfungsi untuk membantu pelaksanaan fungsi dan tugas Dewan Pengawas dalam rangka melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas BPJS Ketenagakerjaan oleh Direksi terkait kinerja program, kinerja badan, inisiatif program baru, kepesertaan, sumber daya manusia dan implementasi tata kelola yang baik di BPJS Ketenagakerjaan.
Tugas KKPB
Dalam menjalankan fungsinya membantu Dewan Pengawas melaksanakan pengawasan di bidang kinerja program, kinerja badan, inisiatif program baru, kepesertaan, sumber daya manusia dan tata kelola yang baik, KKPB memiliki tugas sebagai berikut:
Fungsi KKPB
Dalam menjalankan fungsinya melaksanakan pengawasan di bidang kinerja program, kinerja badan, inisiatif program baru, kepesertaan, sumber daya manusia dan tata kelola yang baik, KKPB memiliki fungsi sebagai berikut:
Wewenang KKPB
Dalam menjalankan fungsinya melaksanakan pengawasan di bidang kinerja program, kinerja badan, inisiatif program baru, kepesertaan, sumber daya manusia dan tata kelola yang baik, KKPB memiliki wewenang sebagai berikut:
Komite Good Governance melaksanakan tugas sesuai program kerja dan tugas lain terkait dengan penerapan good governance BPJS Ketenagakerjaan serta melakukan koordinasi dengan Unit Kerja lain terkait penyempurnaan infrastruktur good governance dan penerapan good governance di lingkungan BPJS Ketenagakerjaan.